Dua ribu empat belas. Ya, tidak terasa sebentar lagi kita akan melaksanakan
Pemilihan Umum Presiden yang ketiga. Pemilu ini rutin diadakan 5 tahun sekali
seiring berakhirnya masa jabatan presiden yang sebelumnya sebagai kepala negara
Indonesia. Lalu apa yang harus kita siapkan dan kita lakukan sebagai pemuda
Indonesia dalam rangka menyambut pesta demokrasi ini?
Sebagai les
intellectuels (kaum intelektual), mahasiswa dituntut untuk menjadi peserta
Pemilu yang tidak hanya cerdas dalam memilih kandidat calon presiden RI nanti,
tetapi juga siap untuk mendukung pelaksanaannya. Mendukung bukan hanya dengan
asal ikut khalayak meributkan calon kandidat pilihannya nanti atau ramai
menggunjing calon kandidat yang tidak sesuai dengan kriteria. Bagi mahasiswa
atau pemuda, mendukung berarti ikut serta membantu demi terlaksananya pesta
demokrasi yang langsung, bersih, jujur dan adil sesuai UUD 1945.
Dalam pelaksanaan Pemilu
2014 nanti, pemerintah telah menyiapkan metode pemilihan langsung yang baru.
Yaitu dengan metode e-voting. Cara
ini memang sudah tidak asing bagi beberapa daerah di Indonesia terutama untuk
pemilihan-pemilihan umum dalam skala kecil. Seperti di salah satu kabupaten di
Bali dan di Institut Teknologi Bandung. Namun e-voting masih sangat asing bagi
sebagian masyarakat Indonesia terutama bagi kalangan yang tidak mengecap
pendidikan. Disinilah peran pemuda sangat dibutuhkan!
Mahasiswa merupakan penghubung antara masyarakat dengan
pemerintah. Sosisalisasi metode e-voting sangat
penting dilakukan. Karena diperkirakan akan rentan masalah jika tidak
dipersiapkan dengan matang. Jejaring sosial dan media komuniakasi lain dapat
digunakan mahasiswa untuk peran serta dalam terselenggaranya pemilu pertama
dengan metode e-voting. Kemudian kita
juga dapat menjelaskan dengan baik kepada keluarga dan masyarakat disekeliling.
Usaha kecil apapun yang kita lakukan, tentu akan sangat membantu kesuksesan
pemilu 2014. Selain melakukan sosialisasi pra-Pemilu, tentu saja sebagai pemuda
bangsa yang sudah mempunyai hak pilih, mahasiswa juga harus ikut serta dalam
pemilihan. Menjadi pemuda acuh tak acuh yang kemudian memutuskan masuk golongan
putih (golput) bukanlah sikap seorang yang berpendidikan. Mungkin calon
kandidat nanti tidak ada yang sempurna dan sesuai kriteria kita, tapi tidak
berani memilih sama sekali adalah perbuatan yang tidak mendukung prinsip bangsa
kita, yaitu demokrasi. Untuk itu gunakanlah hak pilih kita dengan
sebaik-baiknya dan jadilah pemilih yang bijaksana!
Karena Ibu pertiwi
membutuhkan suara hatimu.
0 komentar:
Posting Komentar